Sejak pertama kali mengenal seni memotret makanan, saya langsung jatuh cinta dengan bidang fotografi yang satu ini. Ternyata mengabadikan makanan atau minuman supaya menarik bagi orang lain nggak semudah mengabadikan cinta kita lho. Yang di mata kita kelihatan mouth watering, eh begitu masuk kamera malah bentuknya jadi aneh, sering nggak mengalami yang seperti itu? Misal, niat hati mau foto bakso tapi hasilnya malah mangkok bakso yang lebih dominan, atau piring yang terlihat miring membuat makanan seperti mau tumpah, hahaaah.
Photography is not about the cameras, gadgets, and gizmos. Photography is about Photographer.-Peter Adams-
Ini salah satu quote kesukaan saya, selain sebagai motivasi juga sebagai hiburan kala melihat kamera-kamera kece terbaru berseliweran di linimasa. Ya, fotografi adalah tentang feel kita terhadap si objek, apa yang akan kita tonjolkan dari objek itu? Mau fotonya pakai kamera semahal apapun kalau penampakan mangkok lebih dominan daripada soto ya babhaaay ajaa, eh kecuali kalau kita memang lagi di endorse mangkok, beda lagi ceritanya.
Nah, karena fotografi adalah tentang sang fotografer dan saya sadar diri kalau ilmu masih lebih cetek dari kolam renang anak balita, saya berusaha belajar, belajar, dan belajar terus. Cari ilmunya dari semua arah, yang paling mudah dengan follow akun-akun fotografer yang nggak pelit bagi ilmu, rajin ikut daily phtography challenge di Instagram, ngintipin Pinterest, dan kadang-kadang mengikuti workshop photography, yang terakhir ini sebenarnya yang paling seru, tapi nggak bisa sering-sering saya lakukan, budget boooook budgeeeeeet :D
Tapi seperti pepatah jaman SD bilang, di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Keinginan saya belajar dikabulkan semesta melalui sebuah undangan dari Bakpia Wong Jogja dan seorang teman baik hati @ceritamakvee untuk menghadiri Workshop Food Photography bersama Harisatu Zakaria, seorang chef di IONs International Education yang merangkap food stylist sekaligus food photographer. Kayak ketiban apel washington (saya nggak suka duren) nggak sih? Lagi semangat belajar food photography eh malah dapat undangannya. Alhamdulillah..
Menurut Chef Hari, kriteria foto makanan yang baik adalah foto yang mampu membangkitkan selera makan, caranya gimana?
Pertama, dengan penataan yang cantik, percuma kalau foto bagus tapi penataan makanannya (food styling) tidak cantik. Untuk itu kita perlu mempelajari makanan yang akan jadi objek foto kita. Apa jenisnya, darimana asalnya, apa saja bahan bakunya, dan cocoknya dimakan saat apa?
Dari situ kita bisa mulai mengkonsep foto yang akan dibuat, pilih properti penunjang yang sesuai dengan makanan dan cerita yang ingin kita sampaikan, alas foto atau background memegang peranan sangat penting karena bisa mempengaruhi persepsi dari foto yang dihasilkan.
Tips dari saya, jangan takut berinvestasi lebih banyak pada alas foto, paling sedikit kita wajib punya 3-4 warna, karena saat kepepet nggak punya properti yang sesuai, alas foto cantik akan selalu jadi penyelamat, dan jangan pernah memotret makanan langsung di lantai yaaah, jangan, pokoknya jangan laaah..
Saat konsep sudah di kepala dan properti foto sudah lengkap, saatnya menentukan format, komposisi, dan angle. Format foto yang lazim adalah vertikal, horisontal, dan square khas instagram.
Untuk komposisi, dalam food photography komposisi yang banyak dikenal adalah segitiga, rule of third, dead center, dan garis diagonal. Dari kesemuanya itu, rule of third atau membagi bidang foto menjadi tiga bagian adalah yang paling disukai karena bisa membuat foto terkesan lebih dinamis. Caranya dengan meletakkan poin utama objek pada perpotongan garis vertikal dan horisontal yang ada di grid line kamera atau smartphone kita. Kamera smartphonemu ndak ada grid line-nya? Silahkan lawan keterbatasan dan gunakan imajinasimu.
Selesai dengan komposisi, kita pikirkan angle yang sesuai dengan bentuk makanan dan sisi apa yang ini kita tampilkan, karena sudut pandang pasti akan menentukan persepsi. Ada beberapa angle yang biasa digunakan:
1. di bawah 45 derajat (below eye level)
2. 45 derajat (eye level)
3. di atas 45 derajat (high eye level)
4. 90 derajat (top angle)
Misal kita akan memotret sebuah pizza, jika yang ingin kita ceritakan adalah kulitnya yang tipis dan crunchy silahkan pakai below eye level, tapi kalau yang ini kita tonjolkan adalah toppingnya yang semarak, pakailah high eye level atau top angle :)
Jangan lupakan juga tentang cahaya ya, karena fotografi adalah sebuah seni melukis cahaya, maka poin ini menjadi maha penting. Usahakan memotret di pagi atau sore hari saat matahari sedang asoy-asoynya, jangan memaksakan memotret di malam hari walaupun kamu pakai dukungan lampu belajar 4 bijik, hasilnya akan tetap bedaaaa.. Ya lain cerita kalau kamu punya lighting, diffuser, dan reflektor mumpuni berikut mini studionya :)
Baca juga: Bolu Susu Merapi, Cara Lain Minum Susu
Selesai memberikan teori, Chef Harisatu juga memberi kami kesempatan praktek langsung memotret produk Bapia Wong Jogja, asiiik banget looh, habis di foto langsung masuk mulut karena sesi fotonya bertepatan dengan jam buka puasa.
Foto ini terpilih sebagai Best Top 3 Photo Product di workshop kemarin, lhoo.. |
Yang saya suka dari bakpia milik artis ibukota Baim Wong ini adalah rasa dan bentuknya berulan bakpia khas Jogja, senang deh akhirnya ada produk makanan artis yang sungguh-sungguh mengangkat kearifan lokal, bukan sekedar numpang nama saja.
Produk bakpianya sendiri terbagi 2, regular dan premium. Bakpia regularnya memiliki varian rasa kacang hijau, kumbu hitam, coklat, keju, dan susu dengan harga Rp.55.000/box isi 15 butir. Sedangkan bakpia premiumnya menyediakan varian rasa choco almond dan choco hazelnut dengan harga Rp.65.000/box isi 15.
Rasanya gimana? Cobain langsung aja yuk, kamu bisa ke outletnya di Jl. HOS Cokroaminoto 149, Tegalrejo, Yogyakarta. Outletnya super besar dengan parkiran luas karena memang dimaksudkan sebagai pusat oleh-oleh lengkap yang nggak cuma jualan bakpia tapi juga batik dan kerajinan khas Jogja.
Baiklah, ngocehnya sudah panjang dan ngetiknya sudah capek. Terima kasih sekali kepada Bakpia Wong Jogja atas kesempatan yang sudah diberikan kepada saya untuk belajar lagi, semoga makin sukses dan bisa mengadakan acara serupa di lain kesempatan :)
Dikau kereeeen, kreatip sangaaat
BalasHapusEmang kalau dari pertama udah jatuh cinta sama food photography itu hasilnya ga bisa di bohongin... Keren mak.. dirimu jadi Food Stylist oke, Food Photographer juga oke.. wes paket lengkap iki..
BalasHapusBtw, selamat ya.. Foto kecenya dapat apresiasi.. memang layak soalnya... :D
mba aku jg lg mau belajar fotografi bingung beli alas foto dmn yah?iya jg mesti ga bole pelit demi hasil yg cetar. min 3-4 y mba ku belm pny nih kasih rekomen belinya dmn dong mb
BalasHapusAku ngeprint sendiri mba, download gratisan di gugel
HapusWah tipsnya bernas, pantas hasil potretnya jg ciamik. Lanjuutt
BalasHapusI love food photography as well..it's beautiful! dan jadi pengen Bakpia niiih..
BalasHapusLangsung senyum dikulum di bagian ini:
BalasHapus"... ternyata mengabadikan makanan atau minuman supaya menarik bagi orang lain nggak semudah mengabadikan cinta kita lhoo :p"
Apalagi quote ini " Photography is not about the cameras, gadgets, and gizmos. Photography is about Photographer"-Peter Adams-
Jadi foto itu semua tentang "fotografer" yaaa...
Jadi kalau ada foto yang ga sesuai "pesanan", salahkan fotografer, eh :D
Baidewei, fotonya pakai HP Manda yang ASUS kah...? :D
Iya mba Anna, yg kamera hp dari ZenFone Zoom S. ^_^
HapusIyaa mba, foto terakhir yg bareng2 dari hpnya manda. Foto ke 1, 2, 3 pakai mirorless :)
HapusWah menarik sekali ini Mbak.. jadi ingin belajar juga, tapi masalahnya kalau terpaksanya foto saat malam gimana ya? Semisal kita momen saat itu juga dan harus diabadikan segera, gimana ya cara menyikapinya
BalasHapusPakai lampu belajar di kiri dan kanan bisa mba :)
HapusSenyum-senyum baca quotenya Mbaaa
BalasHapus"Photography is not about the cameras, gadgets, and gizmos. Photography is about Photographer.-Peter Adams-"
Persis sama kata-kata suamiku kalau aku ribut-ribut minta dibeliin gadget hihihi
Noted. Ambil foto sebaiknya di pagi dan sore hari yaa biar bagus hasilnya. Makasih infonya Mak.
BalasHapusCahaya alami memang yang paling mempengaruhi hasil foto, terutama makanan. Percuma deh foto saat malam hari. Aku kalo kulineran malam hari paling syebel saat foto2, suka gak puas dengan hasilnya.
BalasHapusTipsnya oke deh, aku simpan sebagai masukan, makasiiih
fotonya kece banget sih mba, saya sering coba belajar food photography tapi hasilnya ga sekece ini huhu
BalasHapusNah ini, teori boleh sama dapatnya, kenapa outputnya beda yaaaa. Ibaratnya aku selalu remidi. Sedih akutu
BalasHapusUdah kamu melukis di canvas aja deeh, udah cakep banget ituuu.. jadi kan kita sama2 melukis :)))
HapusAku pengen belajar motret makanan karena menurutku kemampuan motret aku begitu-begitu saja. Penasaran tapi memang kayaknya harus sering praktek ya mba? Biar pengaturan komposisi semakin terasah
BalasHapusSoal jangan moto makanan d lantai ini pernah jadi bahasan panas eh anget di salah 1 grup masak, tp dulu banget sih. Jadi ada yang sensi. Padahal si ya buat estetika juga, apalagi kalau makanannya buat dijual. Ga pas aja kalau difoto di lantai tanpa dialasin apapun.
BalasHapusJangan motret makanan dilantai. Sering banget baca yang hobi masak dan food photography pesanin ini yak. Aku juga sudah pernah diajak ikut workshops nya mba tapi entahlah mungkin krn bukan passion macam mana juga ngatus gaya fotoku gak ada yang joss. Jadi kuserahkanlah seutuhnya kepada ahlinya yaitu suamiku. Hehehe
BalasHapusAah....iya banget yaa...
BalasHapusSuka pingin kamera atau handphone dengan kemampuan kamera begini dan begitu.
Action nya kapan...??
Yang penting justru berani mencoba itu yaa..
Dan sering-sering lihat foto cakep, kaya foto bakpia nya mba Yoanna.
Kereen...
Mba.. Kalo foto makanan itu belakang atau latarnya harua kita buat blur ya??
BalasHapusEngga juga mba, tergantung pesan dan fokus yg mau disampaikan :)
HapusKeren banget sih fotonya Mantap banget deh Aku juga lagi senang belajar food photography ini
BalasHapusKecee mbaa.
BalasHapusPantesan foto2 dr hasil jepretan food photografe kece2 ternyata ada ilmunya ya.
Aah. Jd pengen tau lebih dalam
Aku contek ah ilmunya Mbak Yoanna. Aku seringnya juga ngeshoot pas pagi. Sinarnya ceraaaah sekali buat pencahayaan
BalasHapuswkwkwk, auto ngakak pas di "ketiban apel washington". tos Mbak, saya juga nggak suka durian soalnya, xixixi...
BalasHapusbetewe, saya setuju nih, sebagus apapun kameranya, kalau orang di belakangnya nggak punya sense of art, hasil fotonya bakal biasa aja.
tapi seni fotografi ini syukurnya bisa dipelajari ya, Mbak.. :)
Aku juga gak suka ketiban duren, hahaha
BalasHapusPengen banget belajar poto2 makanan. Ini baru coba2 tp ya gitu. Senengnya bisa dapat undangan buat belajar poto2
Waah makasih ilmunya, fotonya kece banget mba, saya juga pengen belajar tapi kayaknya kalau fotografi mesti praktek langsung ya biar ngerti
BalasHapusKudu terus belajar motret dan food styling nih biar foto2 makanan bisa bagus.
BalasHapusPuas banget memang ya mbak kalau lihat hasil foto kita bagus, rasanya nagih pengen terus belajar biar tambah memuaskan hasilnya.
BalasHapusMakasih ilmunya kak, kadang saya belajar dan ngirim foto ke suami.. lalu doi nanya bagus foto sama kah dengan rasanya?? Hahahah
BalasHapusHarus nich buka-buka toko online untuk belanja alas foto yak, secara kalau foto alasnya itu tiu saja atau bahkan seadanya saja. Sip Mbak, makasih banyak infonya yaa.
BalasHapuscakepnya penampakannya Mba Yoan, jadi pengen belajar motret lebih bagus lagi dan didukung amunisi yang mantep heheheh. Aku jadi mikir buat beli alas nih mba, soalnya foto alasku itu2 aja hahahha
BalasHapusFoto2nya bagus mbak..jadi bikin ngiler deh liatnya. Makasih juga tuk tips singkat fotografinya ya..
BalasHapusAku juga seneng dengan food photography Mba. Lagi belajar juga, belajar dari mana-mana, dari internet, workshop (yang gretongan wakaka) atau dari temen
BalasHapusGrid di kamera emang membantu sekali. Rata2 smartphone sekarang mah ada grid-nya semua. Kalau nggak ada, setting-annya belum diaktifkan tuh yg grid-nya berarti. Thank's Mbak, ilmu kayak gini nih bermanfaat sekali.
BalasHapusWaaah thank you mbak tips2 fotograpinya.
BalasHapusMau diterapin ah biar foto2ku makin kece ^^
nah aku harus belajar nih soal cara motret, masih asal2an. Makasih ya tutorialnya. Lgs aktifin grid deh
BalasHapusAs always foto2nya makyo kece badai
BalasHapusPaling seneng dengan ws fotografi. Aku baru sekali ikutan. Tar deh kalo udah punya DSLR mau ikut lagi. Semoga segera. :D
BalasHapusAku beruntung banget jadi temenmu, bebYo. Mendapat ilmu praktek langsung dari masternya foto2 👒👒👒😍😍😍 Terima kasih yaa..
BalasHapusAhh suka. Jujur aku lagi belajar ini, belajar otodidak. Selama ini pake feel, tapi msh sering belum pas feelnya. :(
BalasHapusTambah lagi kameranya belum memadai, euy. Tapi ku jadi optimis sama quotes itu. Terima kasih, Mbak.
Mbaak, ajarin pepotoaan doong.
BalasHapusMakasih ilmunya yaa Mbak. Saya suka belajar nih ttg fotografi, apalagi yg foodphotography kayak gini, makanya suka gabung di group UK di IG sekalian belajar kulit2 luar ttg fotography, banyak istilah yg didapat disana kemudian lanjut googling apan tuh yg dimaksudnya :D
Betul banget, secanggih apapun kameranya kalau fotografernya gak bisa motret tetep gak maksimal fotonya.
BalasHapusWah Baim punya usaha bakpia. Harganya cukup terjangkau ya :D
Menggoda lhooo foto bakpianya dengan aksesoris warna tanah. Komposisi dan angle yang pas!
BalasHapus