Jika bicara tentang pantai-pantai di Gunung Kidul, apa yang pertama terlintas di bayanganmu? Kalau saya akan langsung membayangkan laut biru, hamparan pasir putih, dan ombak yang lebih bersahabat dibanding pantai-pantai di Bantul. Tapi tahu nggak kalau Gunung Kidul juga punya beberapa pantai tanpa hamparan pasir? Salah satunya bernama Pantai Kesirat atau Gesirat.
Sebagian orang ada yangmenyebutnya Tanjung Kesirat, merupakan sebuah pantai tebing yang jika kita berada di pinggir tebing dan melongok ke bawahnya akan disuguhi pertunjukan ombak yang berkejaran menabrak dinding-dinding karang. Tinggi dari tebing ke laut bisa mencapai 30 meter, dan saat air pasang, percikan ombaknya sanggup naik tinggi membasahi pengunjung yang berada di dekat tebing.
Awal mula menjejak kaki di Pantai Kesirat ini sebenarnya tanpa rencana. Setelah selesai mengantar seorang teman ke Bandara Adisutjipto hasrat piknik kami mendadak muncul tanpa punya arah tujuan, padahal saat itu sudah hampir pukul dua siang. Sempat terpikir main ke Solo tapi langit di arah timur terlihat gelap. Si sulung mengusulkan ke pantai, tapi ke pantai mana? mau ke pantai di Bantul rasanya terlalu jauh kalau kami start dari bandara, dan saya bosan main ke pantai di Bantul terus, dimaklumi yaa, saya kan mantan warga Bantul :)
Lalu saya ingat pernah menyimpan postingan sebuah akun travelling di Instagram tentang Pantai Kesirat. Seperti biasa, suami langsung cek rute ke sana dengan Google Maps. Eh, kok kayanya dekat?
Pantai tanpa hamparan pasir :) |
Terletak di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Rute menuju Pantai Kesirat cuma butuh waktu kurang lebih 1 jam 30 menit atau sekitar 35 km. Bandingkan dengan Pantai Drini yang berjarak 47 km atau Pantai Indrayanti yang berjarak 50 km.
Kemarin kami memilih lewat Jalan Imogiri - Panggang - Saptosari. Tapi seperti biasa, saya selalu lupa detail rute yang pernah saya lewati, apalagi rute jalan di Gunung Kidul yang di mata saya mirip semua, hanya ada kelokan, tanjakan, turunan, dan bikin mabuk. Jadi sebagai navigator abal-abal, selanjutnya pasrah saja pada Gmaps, papan penunjuk jalan, dan suami.
Baca juga Jelajah Kulon Progo: Taman Sungai Mudal
Sedikit yang saya ingat, kami melewati rute yang sama seperti rute ke Pantai Gesing dan Teras Kaca. Setelah pertigaan dengan pohon beringin besar di kiri jalan ada papan petunjuk ke arah Pantai Gesing, kami mengikuti arah itu sampai melihat beringin besar lagi di tengah jalan, lalu belok ke kanan dan jalan terus sampai melewati gang Pantai Gesing hingga sampai di Gang Pantai Kesirat. Dari sini sinyal HP sudah menghilang. Strategi pun dirubah, kami pakai GPS lokal alias Gunakan Penduduk Sekitar. Tanya orang-orang yang lewat dan semua kompak bilang tinggal lurus saja, ealaaaah hahaaa..
Medan tempuh yang kami lewati lumayan seru. Walaupun jalannya sudah dicor kasar, tapi penuh tanjakan dan turunan, udah gitu cuma cukup untuk lewat satu mobil saja. Saya yang mulai ndredeg menawarkan balik kanan saja. Melihat navigatornya melempem, suami malah makin tancap gas, dengan santai dia bilang “Wis tho, pasti sampai. Lagian gimana mau putar balik wong jalannya sempit gini.” Hahahaah. Iya juga sih, kiri kanan semak semua, susah juga cari tempat buat putar balik, yasudalah Bismillah, lanjuut.
Setelah melewati hutan jati dan ladang-ladang milik warga kami menemukan lokasi parkir Pantai Wohkudu. Penjaga parkirnya bilang bilang Pantai Kesirat cuma tinggal beberapa meter lagi di depan. Benar aja, nggak sampai 5 menit kami menemukan parkiran Pantai Kesirat. Laut biru sudah terhampar di depan kami. Leganyaaa..
Jalan setapak menuju Pantai Kesirat |
Dari parkiran kita masih harus berjalan kaki menuruni jalan setapak di antara semak-semak, nggak jauh kok. Tapi sedikit hati-hati yaa, tanahnya licin dan banyak dihiasi batu kapur yang tajam. Setelahnya kita akan bertemu hamparan rumput kekuningan yang lumayan luas, sudah banyak pengunjung bersantai duduk-duduk dan rebahan disitu. Anak-anak saya pun nggak mau ketinggalan ndlosor menikmati keindahan laut dari ketinggian tebing. Dan saya sedikit menyesal, kenapa tadi nggak mampir warung padang dulu yaa, huhuhuu..
Santai di pinggir tebing menikmati deburan ombak |
Hamparan rumput yang asyik buat piknik, sayang nggak bawa rantang :( |
Di tepi tebing kita akan dengan mudah menemukan sebuah pohon besar yang berdiri condong ke arah laut. Konon pohon ini sudah lama sekali ada, seperti pohon abadi. Dari yang saya baca, namanya Pohon Keben. Di Halaman Keraton Yogyakarta juga ada pohon yang sama, katanya sih pohon ini memang merupakan salah satu identitas Keraton Yogya.
Saat musim hujan, daun-daunnya akan tumbuh rimbun menghijau, sementara di musim kemarau seperti sekarang, daunnya berguguran menyisakan ranting pohon yang mengering. Meski begitu, Pohon ini tetap bertahan, setia berdiri di tepi tebing menanti matahari yang terbit dan terbenam. Sepertinya mereka memang sudah berjanji untuk saling menyapa setiap harinya.
Pantai Kesirat selain sebagai tempat favorit para pemancing, juga sebuah tempat yang disakralkan oleh penduduk setempat. Setiap tahun biasa dilangsungkan tradisi ngalap berkah dan brubuh di pantai ini. Brubuh sendiri adalah sebuah kearifan lokal berupa sistem penebangan kayu tradisional yang didasarkan atas perhitungan menggunakan sistem kalender pertanian Jawa yang sering kita kenal dengan istilah Pranata Mangsa. Tujuannya sebagai ucapan syukur atas semua yang sudah dberikan alam pada manusia, dan mengingatkan masyarakat untuk tidak menebang pohon sembarangan. Sayang saya kurang tahu kapan upacara ini dilangsungkan.
Waktu rasanya berjalan cepat sekali di sini, tiba-tiba saja matahari sudah memerah di batas langit, dan ranting-ranting kering sang pohon Keben seperti menjulur ingin menyentuh bola emas itu. Namun beberapa menit sebelum matahari tenggelam ke dalam laut biru, awan kelabu menyerbu, menutupi cahaya keemasan dan membuat kami sedikit kecewa.
Tapi alam selalu punya cara menunjukkan keistimewaannya, dalam hitungan detik awan mendung tadi membuka, memberi celah pada segaris sinar senja untuk mengucapkan salam perpisahan pada kami. MasyaAllah, belum pernah kami melihat pemandangan seperti ini di depan kami persis.
Terima kasih semesta, doakan kami bisa menikmati senja seperti ini lagi suatu saat nanti ya :)
Aku belum pernah ke pantai² di daerah sana nih mba. Doakan aku juga bisa menikmati senja disana seperti dirimu yaaa
BalasHapusWouw, tempatnya keren plus romantis pula 😆
BalasHapusIndah banget pantai abadi di gunung kidulnya mba, aku belum pernah kesini karena takut sama mitos yang ada hehehe
BalasHapusSepertinya memang lebih nyaman dibandingkan pantai berpasir ya...
BalasHapusWui fotonya kece kece banget. Itu tebingnya kok bikin aku inget sama MVnya Westlife hehe
BalasHapusMbk, itu foto yg terakhir kayak lukisan, cakep bgd fotonya. Pantainya jg uwow bgd.
BalasHapusKalau jalan-jalan tanpa rencana malah suka jadi yah, hehehe asyik ih pantai tanpa pasir keren ya, lihat foto-fotonya romantis banget hehehe
BalasHapusBerarti kita nggak bisa menyentuh airnya ya. Tapi pemandangannya cakep sih, suka warna airnya yang hijau kebiruan
BalasHapusHAHAHA, langsung ngakak di bagian ini:
BalasHapus"... kami pakai GPS lokal alias Gunakan Penduduk Sekitar!"
Mba, foto sunset terakhir itu, subhanallah, indah banget ya...
Insya Allah, medio November aku ke Yogja bareng babang suami.
Pantai Kesirat, semoga aku bisa mendarat!
Bawa anak-anak ke panta yang tanpa hamparan pasir gak bikin mereka gregetan pengen main air ya, Mbak? Hehehe. Tapi, memang keren banget itu viewnya :)
BalasHapusCakep!!!
BalasHapusAku baru sekali ke Gunung Kidul dan perginya ke Pantai Baron. Sayang di sana kehalang tebing gitu. Jadi gak lihat sunset
Jogja lumayan banyak yaa pilihan pantainya. Ngga cuma bisa main cantik di pasir, bobo-bobo cantik di pinggiran tebing gini juga kayanya seruu..
BalasHapusFoto terakhir indah banget subhanallah. motretnya pake filter atau polosan mbak?
BalasHapusKereeen mba.
BalasHapusWalau tanpa pasir tapi tetap eksotis.
Ombaknya. Langitnya.
Aah. Perfect
Foto terakhir kece badaiii
Aku belum pernah ke pantai-pantai di Kidul. Bisa jadi referensi tambahan nih Pantai Kesirat. Makasih kak. :)
BalasHapusNikmat banget sih santai ditebing oinggiran ombak, air lautnya tenang banget dan biru
BalasHapusMashaa Allah, foto yang terakhir kece bangeeeuuuddd... Trus itu bisa juga ya dapet foto adek2 :)) Tuh kan, aku jadi galfok mba :))
BalasHapusBagus banget yaaa mba...suka liat foto-fotonya mba. The last one is great!
BalasHapusMeski tanpa pasir tapi indah banget ya Mbak pantainya..
BalasHapusBtw kalau matahari ketutup awan trus kebuka dikit gitu emang bagus, Mbak.. aku pernah lihat pas sore berawan juga. Berasa kebuka pintu surganya. Hihihi.
Aky bacanya ikut deg degkan hahaha tapi kebayar banget dengan pemandangan.ya mbak.adek2 ketangkap kamera
BalasHapusKlo bicara soal.panfai di gunung kidul, yg terlintas di pikiran Abby adalah Nyi roro kidul. Blom tahu benar sih sejarahnya kayak gimana tp kayaknya serem ya
BalasHapusCakep banget itu mbak foto cahaya yang keluar dari balik awan aku lupa istilahnya apa hihi pernah dikasi tau suami :)
BalasHapusDan saya hanya fokus pada angle foto di atas.
BalasHapusMembawa saya pada imajinasi dimana Alice Wonderland tersesat di situ.
Aku malah belum pernah main ke sini makYo. Biasanya malah cuman Drini favoritnya anak2
BalasHapusAduuuh, aku orangnya agak ngeri-ngeri gitu kalau liat tebing tinggi. Deket rumah di kampung juga ada bukit dengan tebing yang langsung ke laut gitu :D
BalasHapusIyaah..
BalasHapusFotonya kaya pake jasa fotografer buat pre-wedding.
Kecee banget.
WOW, keren banget tempatnya, Mba. Datang kesini sore-sore untuk melihat matahari bersama orang tercinta, rasanya pasti bahagiaa banget :)
BalasHapusAku ikut menikmati perjalanan dan pemandangannya dari blogmu aja ya Beb, seneng liatnyaaa..
BalasHapusAsik banget sih kalian, bisa jalan-jalan ke situ pengen ikutan juga nyempil heheheh
BalasHapuskapan2 semoga bisa main ke situ ah.
Mbak, selain pemandangannya bagus banget, fotonya cuantik. Besok besok kasih bocoran pake kamera apa dan pake editing apa ya mbaak. Fotonya bisa jadi secantik itu.
BalasHapusAku terpesona sama senjanya begitu indah dan merona mbak, jadi rindu dengan senja di pinggir pantai... hiks hiks
BalasHapusWah adikku yang suka mancing, sering mancing di sini..
BalasHapusTerus suka cerita -Cerita tentang pantai kesirat ini.
Jadi pengin ke sana nanti klo pulkam
Perjalanan kesana lumayan butuh perjuangan ya mba, tapi terbayar dengan indahnya pantai kesirat. Bagus banget viewnya.
BalasHapus