Sejak menemukan foto saya dan suami saat berarung jeram dulu, Arkana, si sulung, sering merengek ingin dibawa menjelajah sungai juga. Kami hanya menanggapinya dengan janji “Someday, ya kak.” Membawa bocah tujuh tahun bergulat dengan deras aliran sungai memang belum jadi cita-cita kami saat ini. Banyak sih orang tua yang berani membawa anak kecilnya berarung jeram, dan saya salut, tapi kami lebih memilih menunda sebentar lagi. Alhamdulillah kemarin saya melihat postingan seorang teman saat dia membawa anaknya bermain di Plunyon Kali Kuning, sebuah sungai yang berhulu di lereng Merapi, sang gunung berapi dengan status paling aktif di tanah jawa.
Tapi di balik statusnya yang sangar, Merapi menyimpan bayak sekali keindahan alam yang membuat banyak orang ingin menikmatinya. Lihat saja, saat malam tahun baru 2018 kemarin, pendaki yang naik ke puncak Merapi mencapai 800 - 1000 orang. Itu baru di puncak Merapi saja, belum termasuk jumlah pengunjung yang selalu memenuhi berbagai objek wisata alam di sekitar Merapi seperti Tlogo Putri Kaliurang, Air Terjun Tlogo Muncar, The Lost World Castle, Stonehenge Cangkringan, Merapi Park, Museum Gunung Merapi, Museum Ulen Sentalu, Omah Salak, Blue Lagoon Jogja, Lava Tour Merapi, Bunker Kaliadem, Bukit Klangon, Kali Kuning Park, dan Plunyon Kali Kuning. Yakin deh, walaupun cuma berputar-putar di sekitar Merapi selama seminggu, kita nggak akan kehabisan tempat untuk didatangi.
Plunyon kali Kuning yang terletak diantara lembah lereng Merapi ini termasuk beruntung karena belum tersentuh pembangunan lalu dimodifikasi menjadi wisata selfie seperti tetangga-tetangganya, semua yang ada di sini masih benar-benar alami dan sepi. Cuma ada beberapa ABG yang asyik berswa foto di salah satu jembatan yang menjadi ikon Kali Kuning. Membuat kami sebal karena mereka tidak juga bergeser agar kami bisa gantian foto.
Anak-anak bilang mirip Bag-End, desanya Frodo dan Bilbo di LOTR |
Konon, sebelum erupsi Merapi tahun 2010, Plunyon Kali Kuning adalah sebuah tempat yang sangat cantik dengan bendungan bertingkat dan sungai jernih mengalir diantaranya. Gerombolan pohon pinus yang tumbuh subur di sekeliling sungai juga menambah teduh kawasan ini, membuatnya menjadi tempat favorit para pejuang cinta merayu kekasihnya setiap akhir pekan. Kalau rayuannya berhasil, biasanya mereka akan kembali ke sini untuk melakukan sesi foto pranikah :)
Sayang, meski telah melewati hampir delapan tahun, Plunyon masih belum bisa pulih betul dari luka-luka pasca erupsi. Tidak ada lagi gemericik sungai yang mengalir deras, hanya tersisa sungai-sungai kecil dengan air tak seberapa. Tidak ada lagi jajaran pinus yang wanginya meneduhkan. Plunyon memang termasuk salah satu wilayah yang luluh lantak diselimuti awan panas dan abu vulkanik Sang Merapi, hanya ada putih dan kering di setiap sudutnya kala itu.
Tapi Plunyon tetap berusaha menyembuhkan dirinya. Aneka jenis pohon dan semak kembali tumbuh subur menghijaukan area lembah. Beberapa batang pinus yang berhasil bertahan dari gempuran abu vulkanik berubah menjadi habitat burung dan fauna lainnya.
Jembatan di belakang kami itu adalah ikon Plunyon, sayang gagal foto di situ :( |
Suasana yang masih sepi membuat kami bebas menyusuri jalan kecil di tepi sungai, sesekali berhenti sekedar mencelupkan jemari ke dalam air yang sedingin es atau mengamati tumbuhan belum pernah kami temui sebelumnya.
Begitu tiba diujung bendungan Merapi Kali Kuning, anak-anak tidak melewatkan kesempatan menyentuh langsung setiap bagian dari pengatur aliran air itu. Banyak sekali yang mereka tanyakan tentang saluran irigasi. Masalahnya handphone saya kehilangan sinyal dan tidak bisa gugling, bagaimana mau menjawab pertanyaan mereka? Beginilah nasib ibu milenial, hanya menggantungkan nasib pada quota dan wifi. Huhuhuu..
Bisa menyentuh bagian-bagian dari pengatur irigasi. |
Tepat di balik bendungan, kami menemukan tempat yang aliran airnya lumayan deras tapi tidak terlalu dalam dengan banyak batu-batu dan semak teduh, sempurna untuk main air. Anak-anak langsung melepas baju dan berlari mendatangi sungai, lalu dalam sekejap pekik girang mereka sudah memenuhi sudut-sudut lembah yang sepi, hingga beberapa warga sekitar yang sedang lewat menyempatkan berhenti ikut menikmati keriangan kami.
Siap ciblon |
Bertapa dulu biar lancar mengerjakan soal UTS :)) |
Happy baby, lama-lama makin ke tengah. |
Saran saya buat yang ingin berkunjung ke sini, datanglah pagi hari saat cuaca masih cerah, karena curah hujan di lereng Merapi relatif tinggi, meski di kota panas terik bisa saja di sini turun hujan. Kan nggak seru kalau baru main sebentar lalu kehujanan. Di sini nggak ada tempat berlindung yang proper, dan jarak dari bendungan ke pintu masuk Plunyon lumayan jauh, jadi kalau kamu kehujanan saat masih ada di bendungan, ya siap-siap saja pulang dalam keadaan basah.
Selamat piknik ya:)
enak bawa bekel nasi padang kayaknya ya mb, abis kenyang makan, teruss dlosorrr sepuasnya :D
BalasHapusHahaa iya bener, nasi padang lauk komplit, tiker, bantal.. gak pengen pulang :))
HapusYa Allah segernyaaa...
BalasHapusLihat air jernih ngalir gitu, rasanya pgn segera nyemplung manja di situ. *hahay
Nyemplung manja ala bidadari, ati2 diintip joko tarub :)))
HapusAsyik banget suasananya.
BalasHapusAnakku yang nbungsu belum pernah rasain mandi di sungai, hihii..
Pengen ah suatu waktu nanyi bawa dia berwisata alam.
Anak2 pasti suka main2 di sungai gini mba :)
HapusAku kalo ada Sungai jernih bawaannya pengen nyemplung, nggak beda sih dengan anak-anakmu. Dan sampe sekarang aku belum pernah ke Plunyon. Kebayang banget segernya main air di sungai gitu
BalasHapushijau-hijau + air mengalir adalah perpaduan yang pas banget. Dilihat dari fotonya ajah udah segar, apalagi saat mandi di situ yaa, pasti segar banget dan merasa betah sampe gak mau pulang, hehehe
BalasHapusWaaah....pengen ikut ciblon di situ... Seger beneeeer tampaknya ya..
BalasHapusMasya Allah cantiknya merapi. Hijau2nya bikin segar mata yaa... Apalagi bisa nyemplung juga ke danaunya.
BalasHapusAku pengen ke Merapi tapi gagal terus, ini malah temen mainnya udah ada gandengan. Jadi entah ke sana kapan. Kalau habis erupsi memang butuh waktu lama buat pemulihan. Kelihatan okenya masih nunggu beberapa tahun lagi
BalasHapusFoto terakhir ngeri-ngeri gimanaa, gitu. Itu keliatannya dataran yang lebih dalam, kan?
BalasHapusMeski sempat kena terjang lava dari merapi, pemandangannya sudah kembali asri kembali ya :)
eh kok kayaknya sepi-sepi aja nih bendungan atau kece ambil angle? Seru ya anak-anak bisa puas main air dan belajar tentang bendungan plus irigasi.
BalasHapusMba, itu airnya bersih banget jadi bikin aku ingat masa kecilku main di kali :p. Kalau skarang jujur udah lama banget nggak main di Kali yang bersih seperti ini. Kapan kapan ke Merapi mampir ah :)
BalasHapusCakep banget tenpatnya mba. Bersih lagi airnya! Aku inget tempat serupa di Kota Agung, Tanggamus, Lampung
BalasHapusWaaaah, mandi di kali. Aku dulu pernah punya cita-cita dapat suami yang rumahnya dekat sungai berbatu-batu gitu, Mbak. Berasa banget ndesonya. Hahaha. Padahal nggak harus gitu ya, wkwkwkwk, kalau pengen menikmati suasana kayak gitu main aja ke tempat wisata seperti Plunyon ini. Ngomong-ngomong soal anak ABG, nggak di sana nggak di sini, kalau suda swa foto lupa diri ya kalau ada yang antre.
BalasHapusWaah...senangnya~
BalasHapusWisata alam yang masih asri begini...bikin mata sehat, badan bugar dan segar.
Anak-anak yaa..
MashaAllah~
Bahagia.
Wah sama kaya anakku mbak, gara-gara aku snorkeling dia juga pingin Allhamdulillah sudah dibaw, Nah tinggal arum jeram dia belum aku ajak. Waktu aku ke Merapi gak sempat ke kali kuning ini mbak
BalasHapusKupikir Kali Kuning karena airnga yang kuning. Ternyata tetap jernih dan bikin anak akan betah main air di sana.
BalasHapusPengen ikutqn ciblon hahahahaha Raya kau inspirasiku
BalasHapusih asik bangeeet. jadi pengen ciblon juga di situ.. kalinya masih jernih ya, Mbak.. kali di kampungku bahkan udah kotor, hiks..
BalasHapusItu pemandangannya MasyaAllah indah banget ya Mbak, kayak di film2 iih. Kereenn.
BalasHapusTapi koq gagal foto di jembatan iconnya Mbak? Apa jembatannya rusak ya?
Ah, jadi ingat ketika putriku, Yasmin, menemukan foto aku dan suami saat berpetualang ke pantai Karang Barus di Tapanuli Tengah.
BalasHapusYasmin juga protes dan ingin mencicipi sensasi mengelilingi pantai Karang juga.
Baidewei, itu mba pakai acara nyebur, berarti ada tempat buat mengganti pakaian dong ya?
Biasanya usai nyebur, bawaannya pengen makan yang hangat-hangat itu.
Kami sekeluarga juga termasuk pelancong tipe "adventure" dan aktivitas outdoor.
Seru banget memang ya, mba!
Ganti bajunya di mobil mba, dari sungai jaketan dulu sampe mobil, hahaa demi ciblon :()
Hapusakkkk aku pengen kesiniii ah kalo pulang ke rumah mertua.. hihi.. kali kuning sepertinya ga jauh dari turi, sleman.. hihi.. aktivitas main di alam emang kece bgt ya mb buat anak2..
BalasHapusahh suka skali pemilihan kata, menyembuhkan diri sendiri..
BalasHapusalam memang mengajarkan kita untuk terus bertumbuh jadi lebih baik ya.
indah2 banget fotonya mbak
Wah, iya yah, hambatan kecerdasan ibu jaman now itu kalo tidak ada sinyal buat internetan hihihi.
BalasHapusBtw, senangnya saya lihat foto anak2nya Mbak, mereka enjoy sekali ya. pasti besok2 nagih ke sana lagi :)
Y ampun beneran ciblon ya? Haha. Seru banget main air masih jernih dan segar. PGN ah agendakan
BalasHapuswuahhhh,baca tulisan ini jadi pengen main arung jeram lagi, walaupun saya gak bs berenang tp itu salah satu kegiatan yg bikin nagih sampai skrg - pengen juga bawa anak tapi gak mungkin juga diusianya masih 3 th..hahah. asik poto kegiatannya mba, seger suasananya ya
BalasHapusSubhanallah hijauuuu sekali mba, seger dilihatnya. Saya paling senang pergi ke tempat yang hijau-hijau bikin segar mata, tapi sayang ini jauh hehe
BalasHapus