Saat membuat blog, yang pertama dipikirkan seorang blogger pastilah menentukan nama domainnya. Karena blog itu ibarat rumah dan nama domain adalah alamatnya. Gak mau kan gebetan tamu yang kehadirannya kita tunggu ternyata salah ketuk pintu karena alamat kita mirip-mirip sama tetangga gang sebelah? Masih bagus kalau dia terus berusaha cari rumah kita lagi, nah kalau dia malah jadi betah di rumah tetangga gimana? *Ini bahas apaan sih?
Hehee. Lupakan soal gebetan, eh, tamu salah alamat tadi. Saya cuma mau kasih perumpaan pentingnya sebuah nama domain bagi kelangsungan eksistensi blog kita. Menurut Wikipedia, domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama server komputer seperti web server atau email server di jaringan komputer ataupun internet.
Nama domain berfungsi untuk mempermudah pengguna di internet pada saat melakukan akses ke server, selain juga dipakai untuk mengingat nama server yang dikunjungi tanpa harus mengenal deretan angka yang rumit yang dikenal sebagai alamat IP. Nama domain ini juga dikenal sebagai sebuah kesatuan dari sebuah situs web seperti contohnya "wikipedia.org". Nama domain kadang-kadang disebut pula dengan istilah URL, atau alamat website.
Sedemikian pentingnya memilih domain, sampai ada teman saya yang merasa perlu berkonsultasi dulu dengan suhu-suhu dunia blogging sebelum menentukan nama domainnya. Biasanya yang begini adalah blogger yang punya niat serius menekuni satu niche blog saja.
Blog ini dibuat pada Januari 2010. Sebelum menggunakan nama sendiri sebagai nama domain saya sempat menggalau. Meski saat itu masih berstatus gratisan saya sudah menyadari arti pentingnya sebuah nama blog. Yang ada dipikiran saya, namanya harus unik, elegan (versi saya dulu), dan bikin orang penasaran, alay sedikit gak papa. Kemudian terciptalah dailosophy.blogspot.com, gabungan dari daily dan philosophy, maksudnya semacam filosofi sehari-hari gituu :))
Oh ya, saya juga punya satu blog lagi di wordpress, theprasetyos.com. Diberi nama begitu karena blognya fokus menceritakan catatan perjalanan keluarga kecil imut-imut saya, juga tentang home education versi keluarga kami. Blog tersebut sudah lebih dulu berstatus TLD dengan pendapatan yang Alhamdulillah lumayan. Mungkin karena sering memberikan tutorial membuat mainan ala montessori.
Setelah blog keluarga memiliki engagement yang cukup baik, saya tergoda mengubah blogspot ini menjadi TLD juga. Tapi tentu saja dengan mengganti nama domainnya, karena dailosophy sekarang terdengar lebay di telinga saya, hahaah.
Akhirnya saya putuskan menggunakan nama sendiri sebagai nama domain. Alasannya, karena saya lebih banyak menulis tentang keseharian dan pengalaman saya. Dan menurut saran mba Handriati yang saya baca di blognya, saat memilih nama domain yang perlu dipertimbangkan adalah mudah diingat, jangan terlalu panjang, mudah dieja, mudah diketik, dan mendeskripsikan isi blog.
deskripsi blog saya |
So, buat saya, gak ada lagi nama domain yang lebih pas selain nama sendiri. Harapannya, semua orang yang kenal dan tahu nama saya, juga bisa langsung mengingat nama blog saya.
Satu lagi, kalau sudah berstatus TLD, kita nggak bisa mengganti nama domain ya, bisanya cuma menyewa nama baru dan memindahkan blog kita ke situ. Jadi tentu saja akan sangat berpengaruh pada pageviews, jumlah visitors, dan nilai DA/PA. Jadi ndak usah terburu-buru saat menentukaan nama domain, dipikir sambil maem indomi rebus panas pakai rawit juga boleh.
Kalau teman-teman, apakah ada alasan khusus menggunakan nama domain yang sekarang? Ceritakan ke saya yaa di kolom komentar :)
Day3 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkomentar dengan baik ya temans, maaf sementara saya moderasi dulu :)