Moms, ada yang suka sebel kalau anaknya main games terus? Apalagi semenjak pandemi ini anak menghabiskan seluruh waktunya di rumah, makin sering aja mereka bermain games. Daripada membiarkan anak-anak hanya menjadi pengguna teknologi, kenapa nggak menjadikan mereka sebagai pencipta sekalian? Bayangkan jika anak kreatif kita mampu membuat game komputer atau sebuah aplikasi di smartphone, keren banget kan?
Untuk bisa melakukan hal itu, anak-anak harus memahami bahasa pemrograman atau biasa disebut coding. Nah, di artikel kali ini saya mau membahas manfaat anak-anak belajar coding yang memungkinkan mereka bisa membuat game sederhana. Sekalian saya menceritakan pengalaman anak sulung saya, Arkana, mengikuti online coding course di Educourse, keep scrolling down yaa :)
Coding is today's language of creativity. All our children deserve a chance to become creators instead consumers of computer science.-Maria Klawe-
Saya setuju banget dengan quote dari pimpinan Harvey Mudd College ini. Kita sadari atau tidak, teknologi digital telah mendampingi kehidupan anak-anak kita sejak mereka lahir hingga usia sekarang. Semakin besar, kebutuhan mereka akan teknologi digital dan ilmu komputer akan semakin meningkat, jadi akan lebih baik kalau anak-anak kita juga menguasai bahasa pemrograman.
Dengan memahami coding anak bisa menulis menggunakan bahasa pemrograman, mereka mampu membuat website, games online, aplikasi, hingga mengeksplorasi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Keahlian ini juga sejalan dengan industri 4.0 yang mengharuskan penggunaan teknologi dalam berbagai sektor pekerjaan, jadi anak-anak yang menguasai coding akan lebih siap menghadapi dunia kerjanya nanti.
Coding, atau disebut juga bahasa pemrograman adalah proses memberikan perintah pada komputer melalui serangkaian kode. Misalnya saja menghitung angka-angka, menampilkan gambar, animasi, menjalankan game, dan banyak lagi.
Selain mengasah kemampuan bahasa pemrograman, coding diyakini bermanfaat meningkatkan soft-skill pada anak. Misalnya:
- Menumbuhkan kreatifitas. Belajar coding mirip dengan bercerita, tapi dilakukan secara visual.Jika anak sudah menguasai kemampuan membuat perintah-perintah sederhana, seperti memunculkan gambar, tulisan, dan suara, anak bisa mengeksplorasi dan berkreasi sesuai ide dan imajinasinya.
- Melatih computational thinking, sebuah kemampuan untuk berpikir secara terstruktur dan logis. Saat balita belajar coding, maka kemampuannya untuk memahami konsep algoritma dan memecahkan masalah akan berkembang dengan pesat.
- Mengasah kemampuan problem-solving. Semakin sering mempelajari coding, anak akan terlatih untuk menemukan dan memecahkan masalah. Misalnya saat membuat kode yang tidak sesuai atau error, anak perlu mencari tahu dan menganalisa kenapa kodenya tidak bisa berjalan, lalu mencari jalan keluarnya dan memperbaikinya.
- Mengasah kegigihan anak melalui proses problem solving yang berulang-ulang. Jika anak telah terbiasa memecahkan masalah pada programnya dia akan lebih percaya diri dan tidak mudah menyerah saat menemukan hambatan pada hal lain dalam kehidupannya.
- Melatih kemampuan berkomunikasi secara runut dan jelas. Sering menggunakan bahasa pemrograman yang logis akan membuat anak terbiasa menyampaikan ekspresi diri secara jelas, runut, dan logis, hal ini tentu saja baik untuk kemampuan komunikasinya.
Saat anak baru belajar coding jangan langsung ajak mereka mengenal bahasa pemrograman yang sebenarnya seperti HTML, CSS, PHP, bahkan JavaScript. Kalau ini, yang dewasa aja nyeraah. Saya sampai sekarang cuma bisa mengulik HTML pada blog saja, itu pun sambil deg-degan takut berantakan semua, hahaaah.
Cukup kenalkan anak-anak pada konsep dasar bahasa pemrograman seperti urutan (sequence), pengulangan (loop), atau konsep jika-maka (conditional). Sekarang sudah banyak kok situs pemrograman yang menarik untuk anak-anak. Situs-situs ini nggak meminta kode yang rumit, anak cukup memasukkan kode sederhana sesuai logika pada halaman yang disediakan.
Baca juga Liburan ke Jogja Bersama Anak? Ini 5 Tempat Wisata Edukatif di Jogja yang Bisa Kita Datangi
Salah satu contoh situs yang memberikan kemudahan coding untuk anak adalah SCRACTH, platform bahasa pemrograman visual yang dikembangkan oleh MIT Media Lab, dari Massachusetts Institute of Technology. Platform ini dirancang dengan animasi yang menarik untuk mengenalkan dunia pemrograman pada anak.
Scratch memberikan beragam pilihan bahasa pemrograman visual yang dapat mengaktifkan loops, create variables, initiate interactivity, play sounds, dan sebagainya. Dengan semua pilihan itu anak dapat membuat animasi, komik, bahkan game.
Tenang saja, anak-anak bisa ikutan kursus coding untuk anak di Educourse, di sini mereka diajari membuat animasi dan game sederhana dengan cara yang menarik.
Sulung saya, Arkana, sudah hampir 2 bulan mengikuti kursus coding di Educourse, sebuah platform pendidikan dengan metode kurikulum berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Math). Tersedia ribuan kursus, seperti: STEAM and coding, world language, art, wellness, lifeskill, music, dan social studies. Semuanya menggunakan pendekatan blended learning yang didukung oleh AI (Artificial Intelligence) dan AR (Augmented Reality) untuk pengalaman belajar yang lebih baik.
Arka mengikuti kelas Coding for Kids (Intermediate) untuk anak usia 10-12 tahun melalui kurikulum yang telah dibuat oleh Educourse by I-GEN. Di program ini anak akan belajar membuat akun Scratch (open source di browser) dengan bantuan orang tua, mengenal bagian- bagian yang ada di Scratch, mengenal block-block yang akan digunakan, membuat 4 project animasi atau games sederhana.
Setiap program kursus coding untuk anak ini dilakukan secara daring menggunakan aplikasi Zoom sebanyak 4 kali live sessions dalam satu bulan, selama 60 menit setiap pertemuan. Siswa akan mendapat materi berbentuk E-Book dan video yang dapat di akses melalui website educourse.i-gen.co.id. Harga kursus sudah termasuk E-book, video materi, sertifikat, dan laporan perkembangan belajar anak per 3 bulan. Selain itu peserta akan mendapat bonus test Psikologi Keluarga berupa bakat minat, gaya belajar, otak kanan dan otak kiri.
Saya amazed banget dengan perkembangan Arka. Dari yang nggak ngerti sama sekali apa itu coding di pertemuan pertama, sekarang sudah lancar bikin game yang bisa dimainkan berdua adiknya. Sejauh ini Arka sudah berhasil membuat Ghost Buster, Feeding Frenzy, Maze Game, Space Rock Shooter, Ninja Fruit, Boat Racing, Ping Pong Game, dan Dino Game.
Nggak heran sih kalau Arka jadi cepat bisa, Ms. Zia as tutor asyik banget menyampaikan materi dan memberi penjelasan. Setelah kelas selesai juga langsung ada review, jadi anak-anak paham di mana letak kekurangan hasil kreasi mereka.
Ms. Zia |
Jadi jangan takut kalau anak-anak kita akrab dengan gadget ya Moms, karena mereka adalah Generasi Alpha yang benar-benar hidup berdampingan dengan teknologi digital sejak dilahirkan, mereka juga yang kelak akan menguasai industri digital. Generasi Alpha dituntut untuk selalu bergerak maju dengan cepat, karena itu tugas kita sebagai orang tua memastikan mereka tidak salah melangkah. Selain melebihkan doa, bekali juga dengan ilmu dan skill yang akan memudahkan mereka menghadapi masa depannya.
Selamat mendampingi si kecil bertumbuh, semoga kita selalu diberi kemudahan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkomentar dengan baik ya temans, maaf sementara saya moderasi dulu :)