Selamat pagi moms, bagaimana puasanya? Semoga tetap lancar dan makin semangat menjalani hari-hari terakhir Bulan Ramadan ini. By the way, moms sudah membuat persiapan apa saja untuk menyambut Hari Raya Idulfitri? Selain menyiapkan makanan dan berbelanja pakaian, ada rencana mudik ke kampung halaman juga? Wah, pasti excited sekali bisa kembali bertemu keluarga besar yaa. Tapi moms, apapun rencana yang sudah disiapkan untuk Lebaran nanti, ada baiknya kita tetap menjaga cashflow agar tidak over budget, jangan sampai bukan hanya diri ini yang kembali suci, tapi rekening juga ikut kembali ke 0.
"Ah, nggak masalah, kan Lebaran cuma setahun sekali, lagian ada THR kok." Eits, jangan salah, akibat tidak memiliki perencanaan keuangan yang benar, nggak sedikit orang yang akhirnya terpaksa menarik dana darurat atau menggunakan paylater untuk membiayai kebutuhan Ramadan dan Idulfitri meski sudah mendapat Tunjangan Hari Raya. Kebanyakan dari mereka berpikir kalau momen ini hanya terjadi setahun sekali, jadi bukan masalah menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu penting.
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
(Al Araf ayat 31)
Di sinilah kita sebagai perempuan bisa berperan menjadi pahlawan keluarga saat Ramadan, jika kita bisa mengelola rencana keuangan dengan baik dan benar, hari kemenangan bisa kita rayakan tanpa harus mengorbankan kebutuhan dan kewajiban di hari-hari selanjutnya. Ingat yaa bu, habis Lebaran terbitlah tahun ajaran baru :)
Lalu, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk membuat anggaran Ramadan dan Lebaran tanpa mengganggu anggaran bulanan? Saya akan bahas satu-satu berdasarkan pengalaman saya, keep scroll down yaa..
Cara Mengatur Keuangan Selama Ramadan dan Menjelang Lebaran
Buat dua anggaran terpisah untuk menutupi kebutuhan selama Ramadan dan persiapan Idulfitri.
Kenapa dua anggaran? Karena besaran pos-posnya akan berbeda. Selama Ramadan, pos keuangan terbesar ada pada kebutuhan masak menu sahur dan berbuka, jajan takjil, serta buka bersama. Sementara menjelang Idulfitri, pos anggaran terbesar bergeser ke pembelian baju baru untuk anak-anak, menyiapkan bingkisan untuk keluarga dan sahabat, atau mudik.
Buat Sinking Fund untuk Kebutuhan Selama Ramadan.
Pengeluaran untuk masak dan jajan yang membengkak membuat sebagian orang akhirnya menarik dana darurat atau menggunakan paylater untuk menutupi kebutuhan saat Ramadan. Padahal masalah ini bisa disiasati jauh-jauh hari dengan membuat sinking fund alias dana yang disimpan dan direncanakan untuk suatu tujuan tertentu.
Sinking fund ini mirip tabungan berencana, tapi jangka waktunya lebih pendek, misalnya untuk bayar kontrak rumah tahunan, bayar pajak kendaraan, renovasi rumah, atau rencana liburan.
Sebelum membuat sinking fund untuk kebutuhan Ramadan, tentukan dulu besar anggarannya, kita bisa pakai catatan pengeluaran Ramadan tahun lalu sebagai perkiraan. Bagi anggaran itu menjadi 11 bulan dan mulai lah mencicilnya di rekening sinking fund setiap bulannya.
Metode sinking fund juga cocok untuk para freelancer yang nggak dapat THR, tapi besaran angka yang disisihkan setiap bulannya mungkin agak berbeda dengan yang dapat gaji bulanan, sesuaikan saja dengan kondisi kita.
Buat alokasi keuangan dan tentukan skala prioritas.
Untuk alokasi keuangan selama Ramadan saya biasa pakai rumus berikut:
- 60% untuk biaya hidup dan tagihan (belanja menu takjil, makan malam, sahur, kebutuhan rumah lainnya, beli token listrik, beli pulsa HP, bayar Wi-Fi, beli bensin, uang saku anak-anak)
- 15% untuk sosial dan zakat (infaq)
- 15% untuk tabungan dan asuransi (dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan, asuransi kesehatan, asuransi jiwa)
- 10% untuk gaya hidup (makan di luar bersama keluarga, buka bersama)
Sementara alokasi keuangan menjelang Lebaran yang diambil dari THR saya pakai rumus berikut:
- 50% untuk kebutuhan (beli baju lebaran, persiapan hidangan hari raya, beli cat untuk renovasi rumah)
- 30% untuk sosial dan zakat (infaq, zakat, fitrah, zakat maal, beli hampers untuk saudara dan sahabat)
- 20% untuk tabungan dan investasi (menambah dana darurat, beli LM)
Ini cuma anggaran yah, dan selayaknya anggaran, nggak semua harus dihabiskan, nanti sisa dananya bisa buat tambahan investasi. Oh ya, anggaran jelang Idulfitri tidak selalu sama dalam setiap keluarga, yang punya rencana mudik tentu harus mengalokasikan dana lebih banyak untuk ongkos perjalanan, biaya hidup selama di kampung, dan isi amplop untuk dibagikan ke keponakan.
Lakukan financial check up sebelum membuat anggaran Ramadan dan Idulfitri.
Menurut saya, melakukan financial check up atau melihat kembali kondisi keuangan sangat penting sebelum memulai membuat alokasi anggaran untuk kebutuhan apapun. Hal ini akan menentukan berapa besar dana yang bisa kita alokasikan. Jika keuangan kita sehat, bolehlah menetapkan anggaran Lebaran dalam jumlah besar, tapi jika masih ada utang atau tunggakan, sebaiknya selesaikan dulu semua kewajiban agar tidak makin menumpuk.
Cara melakukan financial check up dan mengetahui seberapa sehat keuangan keluarga kita sudah saya pernah tulis sebelumnya, silahkan lihat di Tips Mudah Merencanakan Keuangan Rumah Tangga.
Untuk budget Lebaran, pisahkan antara THR dan gaji bulanan.
Jangan langsung kalap saat melihat saldo rekening membengkak setelah terisi gaji dan THR sekaligus yaa Moms. Gaji bulanan sudah dianggarkan untuk menutupi pengeluaran rutin setiap bulan, jadi hanya THR yang bisa kita gunakan untuk membiayai kebutuhan lebaran.
"Tapi kan THR datangnya mepet, bisa nggak kebagian diskonan wafer kaleng deh." Nah, kalau kasusnya begini, boleh lah pinjam dana dari tabungan lain sesuai besar THR yang akan kita terima, tapi harus disiplin mengembalikan ke rekening semula begitu dapat THR. Jangan sampai tabungan dipakai duluan, THR juga dihabiskan.
Dahulukan membayar utang dan tunggakan setelah menerima THR.
Utang yang saya maksud adalah tunggakan cicilan, tunggakan tagihan kartu kredit, atau tunggakan tagihan paylater, pokoknya yang nunggak-nunggak lah, jadi kalau hanya cicilan dan tagihan tanpa tunggakan yang masih tercover gaji bulanan, ya nggak perlu dibayar pakai THR. Ini penting yaa, jangan sampai kita punya anggaran yang besar untuk merayakan hari kemenangan tapi tunggakan masih membuncit aja.
Lindungi rencana keuangan kita dengan asuransi.
Yang terakhir dan nggak kalah penting adalah melindungi rencana keuangan kita dari kemungkinan terpakai habis saat kita sakit dan harus berobat. Yaa namanya orang hidup pasti ada saja waktunya sakit kan?
Nah, jangan sampai saat (amit-amit) mengalami sakit atau kecelakaan, kita nggak punya proteksi yang membuat semua tabungan habis tersedot untuk biaya perawatan. Duh, bukan hanya rencana Lebaran yang pupus, anggaran yang sudah disiapkan dan dana darurat pun bisa ikut ludes kalau sudah begini.
Karenanya penting sekali memiliki proteksi berupa asuransi untuk melindungi rencana keuangan kita. Asuransi akan mencegah kita mengeluarkan uang tabungan lebih banyak saat mengalami sakit dan harus berobat ke dokter. Tapi, memilih asuransi juga nggak bisa sembarangan, apalagi saat ini kita masih dibayang-bayangi pandemi covid yang belum sepenuhnya berakhir. Sebaiknya pilih produk asuransi yang menyediakan fitur-fitur online yang aman dan praktis seperti Garda Healthtech.
#SehatmuTerlindungi Bersama Garda Healthtech
Garda Healthtech adalah produk asuransi kesehatan rawat jalan milik PT. Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra). Produk asuransi ini memungkinkan kita memperoleh pelayanan kesehatan melalui konsultasi online dan tatap muka dengan dokter umum atau spesialis, pembelian obat sesuai resep, dengan biaya premi mulai dari 500 ribu pertahun. Wah, terjangkau banget yaa.
Ada 3 paket pertanggungan yang bisa kita pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan bayar:
- Paket FIT dengan biaya Rp. 500.000 pertahun dan mendapat total perlindungan hingga Rp. 3.200.000
- Paket CLASSY dengan biaya Rp. 900.000 pertahun dan mendapat total perlindungan hingga Rp. 6.600.000
- Paket ULTIMA dengan biaya Rp. 1.200.000 pertahun dan mendapat total perlindungan hingga Rp. 8.700.000
Pendaftaran dan pembelian asuransi Garda Healthtech bisa dilakukan secara online menggunakan smartphone dengan beragam pilihan pembayaran cashless melalui kartu kredit, bank transfer, atau Astra Pay.
Jadi gimana? Mulai tertarik dengan asuransi rawat jalan cashless ini? Langsung saja masuk melalui website https://www.gardaoto.com/garda-healthtech/product-info lalu klik tombol beli. Pilih paket perlindungan sperti yang saya sebutkan di atas, lalu pilih metode pembayaran. Gampang banget kan?
Dengan menyiapkan proteksi sebelum kemungkinan sakit terjadi, badai besar pun akan lebih mudah dihadapi. Semangat sehat yaa teman-teman, selalu sedia payung saat hujan dan panas, karena bukan cuma hujan yang bikin pilek, panas pun bisa bikin pusing :)
Selamat merayakan hari kemenangan bersama keluarga tersayang, mohon maaf lahir dan batin.
Eid Mubarak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkomentar dengan baik ya temans, maaf sementara saya moderasi dulu :)